Rabu, 29 Agustus 2012

cerita sangat mengharukan

Sudah menjadi kehendak Allah memberinya cobaan berupa penyakit kronis yang bersarang dan sudah bertahun-tahun ia rasakan. Ini adalah cerita kisah seorang gadis yang bernama Muha. Kisah ini diriwayatkan oleh zaman, diiringi dengan tangisan burung dan ratapan ranting pepohonan. Muha adalah seorang gadis remaja yang cantik. Sebagaimana yang telah kami katakan, sejak kecil ia sudah mengidap penyakit yang kronis. Sejak usia kanak-kanak ia ingin bergembira, bermain, bercanda dan bersiul seperti burung sebagaimana anak-anak yang seusianya. Bukankah ia juga berhak merasakannya? Sejak penyakit itu menyerangnya, ia tidak dapat menjalankan kehidupan dengan normal seperti orang lain, walaupun ia tetap berada dalam pengawasan dokter dan bergantung dengan obat. Muha tumbuh besar seiring dengan penyakit yang dideritanya. Ia menjadi seorang remaja yang cantik dan mempunyai akhlak mulia serta taat beragama. Meski dalam kondisi sakit namun ia tetap berusaha untuk mendapatkan ilmu dan pelajaran dari mata air ilmu yang tak pernah habis. Walau terkadang bahkan sering penyakit kronisnya kambuh yang memaksanya berbaring di tempat tidur selama berhari-hari. Selang beberapa waktu atas kehendak Allah seorang pemuda tampan datang meminang, walaupun ia sudah mendengar mengenai penyakitnya yang kronis itu. Namun semua itu sedikit pun tidak mengurangi kecantikan, agama dan akhlaknya…kecuali kesehatan, meskipun kesehatan adalah satu hal yang sangat penting. Tetapi mengapa? Bukankah ia juga berhak untuk menikah dan melahirkan anak-anak yang akan mengisi dan menyemarakkan kehidupannya sebagaimana layaknya wanita lain? Demikianlah hari berganti hari bulan berganti bulan si pemuda memberikan bantuan materi agar si gadis meneruskan pengobatannya di salah satu rumah sakit terbaik di dunia. Terlebih lagi dorongan moril yang selalu ia berikan. Hari berganti dengan cepat, tibalah saatnya persiapan pesta pernikahan dan untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Beberapa hari sebelum pesta pernikahan, calonnya pergi untuk menanyakan pengerjaan gaun pengantin yang masih berada di tempat si penjahit. Gaun tersebut masih tergantung di depan toko penjahit. Gaun tersebut mengandung makna kecantikan dan kelembutan. Tiada seorang pun yang tahu bagaimana perasaan Muha bila melihat gaun tersebut. Pastilah hatinya berkepak bagaikan burung yang mengepakkan sayap putihnya mendekap langit dan memeluk ufuk nan luas. Ia pasti sangat bahagia bukan karena gaun itu, tetapi karena beberapa hari lagi ia akan memasuki hari yang terindah di dalam kehidupannya. Ia akan merasa ada ketenangan jiwa, kehidupan mulai tertawa untuknya dan ia melihat adanya kecerahan dalam kehidupan. Bila gaun yang indah itu dipakai Muha, pasti akan membuat penampilannya laksana putri salju yang cantik jelita. Kecantikannya yang alami menjadikan diri semakin elok, anggun dan menawan. Walau gaun tersebut terlihat indah, namun masih di perlukan sedikit perbaikan. Oleh karena itu gaun itu masih ditinggal di tempat si penjahit. Sang calon berniat akan mengambilnya besok. Si penjahit meminta keringanan dan berjanji akan menyelesaikannya tiga hari lagi. Tiga hari berlalu begitu cepat dan tibalah saatnya hari pernikahan, hari yang di nanti-nanti. Hari itu Muha bangun lebih cepat dan sebenarnya malam itu ia tidak tidur. Kegembiraan membuat matanya tak terpejam. Yaitu saat malam pengantin bersama seorang pemuda yang terbaik akhlaknya. Si pemuda menelepon calon pengantinnya, Muha memberitahukan bahwa setengah jam lagi ia akan pergi ke tempat penjahit untuk mengambil gaun tersebut agar ia dapat mencobanya dan lebih meyakinkan bahwa gaun itu pantas untuknya. Pemuda itu pergi ke tempat penjahit dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi terdorong perasaan bahagia dan gembira akan acara tersebut yang merupakan peristiwa terpenting dan paling berharga bagi dirinya, demikian juga halnya bagi diri Muha. Karena meluncur dengan kecepatan tinggi, mobil tersebut keluar dari badan jalan dan terbalik berkali-kali. Setelah itu mobil ambulans datang dan melarikannya ke rumah sakit. Namun kehendak Allah berada di atas segalanya, beberapa saat kemudian si pemuda pun meninggal dunia. Sementara telepon si penjahit berdering menanyakan tentang pemuda itu. Si penjahit mengabarkan bahwa sampai sekarang ia belum juga sampai ke rumah padahal sudah sangat terlambat. Akhirnyai penjahit itu tiba di rumah calon pengantin wanita. Sekali pun begitu, pihak keluarga tidak mempermasalahkan sebab keterlambatannya membawa gaun itu. Mereka malah memintanya agar memberitahu si pemuda bahwa sakit Muha tiba-tiba kambuh dan sekarang sedang dilarikan ke rumah sakit. Kali ini sakitnya tidak memberi Muha banyak kesempatan. Tadinya sakit tersebut seakan masih berbelas kasih kepadanya, tidak ingin Muha merasa sakit. Sekarang rasa sakit itu benar-benar membuat derita dan kesengsaraan yang melebihi penderitaan yang ia rasakan sepanjang hidupnya yang pendek. Beberapa menit kemudian datang berita kematian si pemuda di rumah sakit dan setelah itu datang pula berita meninggalnya sang calon pengantinnya, Muha. Demikian kesedihan yang menimpa dua remaja, bunga-bunga telah layu dan mati, burung-burung berkicau sedih dan duka terhadap mereka. Malam yang diangan-angankan akan menjadi paling indah dan berkesan itu, berubah menjadi malam kesedihan dan ratapan, malam pupusnya kegembiraan. Kini gaun pengantin itu masih tergantung di depan toko penjahit. Tiada yang memakai dan selamanya tidak akan ada yang memakainya. Seakan gaun itu bercerita tentang kisah sedih Muha. Setiap yang melihatnya pasti akan bertanya-tanya, siapa pemiliknya.?

cerita sedih seorang ibu

Pada suatu hari semasa di sekolah rendah, ibuku datang ke sekolah untuk bertanya khabar. Aku sungguh malu. Mengapa dia sanggup melakukan ini kepadaku?! Aku tidak pedulikan dia dengan menunjukkan wajah benci kepadanya dan terus lari. Keesokan harinya salah seorang rakan darjah berkata, “EEEE, ibumu hanya ada satu mata!" Ketika itu aku hanya ingin membenamkan diriku. Aku juga mahu ibuku hilang dari hidupku! Oleh itu aku berjumpa dengannya dan berkata, “Jika engkau hanya mahu menjadikan diriku bahan ketawa, alangkah baiknya kalau kau mati saja?!!!” Ibuku hanya berdiam diri!!! Aku tidak pun sejenak berhenti dan berfikir akan apa yang telah aku katakan kepadanya kerana aku tengah marah ketika itu.. Aku langsung tidak peduli akan perasaannya… Aku ingin keluar dari rumah itu… Oleh itu aku belajar bersungguh-sungguh dan akhirnya dapat melanjutkan pelajaran ke Singapura. Kemudian aku berkahwin. Aku membeli rumah sendiri dan mendapat anak. Aku amat gembira dengan kehidupanku. Suatu hari ibuku datang menziarahiku. Sudah lama dia tidak berjumpa denganku dan tidak pernah berjumpa cucunya!. Bila dia berdiri di depan pintu rumahku, anakku mentertawakannya... Aku menjerit kepadanya, “Sanggup engkau datang ke sini dan menakutkan anakku!"KELUAR DARI SINI SEKARANG!!! Dengan pantas ibuku menjawab “Maaf, Saya tersilap alamat” dan terus menghilangkan diri. Satu hari surat jemputan untuk perjumpaan pelajar-pelajar lama sampai ke rumahku.. Oleh itu aku telah memberitahu isteriku yang aku akan pergi untuk urusan perniagaan… Selepas perjumpaan itu, aku telah pergi ke rumah usang ibuku hanya untuk ingin tahu!!!. Jiran memberitahuku yang ibuku telah meninggal… Aku tidak menitiskansetitik airmata pun!! Jiran itu telah menyerahkan kepadaku sepucuk surat yang ibuku ingin aku membacanya… “Anakku yang dikasihi, Ibu selalu teringatkan kamu setiap masa… Ibu minta maaf kerana datang ke Singapura dan telah menakutkan anakmu. Ibu gembira kerana kamu akan datang ke perjumpaan pelajar-pelajar lama… Tetapi ibu mungkin tidak dapat bangun untuk berjumpa denganmu. Ibu minta maaf kerana sentiasa memalukan kamu semasa kamu sedang membesar. Kamu mungkin tidak tahu…. Semasa kamu masih kecil, kamu telah mendapat kemalangan dan hilang satu mata........ Sebagai ibu, aku tidak sanggup melihat anaknya membesar dengan satu mata... Oleh itu… Aku memberi salah satu mataku kepada kamu… Aku amat berbangga kerana anak lelakiku dapat melihat dunia ini dengan mata ibumu ini… …Dengan kasihku kepadamu… …IBUMU… Sabda Rasullah Shallallahu ‘alaihi wasallam: Dia memberitahu kamu supaya taat kepada Allah dan RasulNya sentiasa. Selepas itu taatlah kepada ibumu kemudian ibumu kemudian ibumu kemudian ayahmu!

seorang anak kecil yang d buang ibu nya

seorang anak kecil di buang oleh seorang ibunya di pinggir sungai . kondisi nya sangat memperhatin kan . tangan kanan nya luka